Suksesi
Suksesi
adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem.
Akhir
proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas
klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang
mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan
tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu
mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai
perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Faktor penyebab terjadinya suksesi antara lain sebagai
berikut:
1. Iklim
Tumbuhan
tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu
yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya
vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru
(kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah
kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan
yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Suksesi
terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
a. Erosi
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin,
air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi
penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.
b. Pengendapan (denudasi)
Erosi yang melarutkan lapisan
tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan
merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di
tempat tersebut.
3. Biotik
Pemakan
tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian
pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan
yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila
rusak berat berganti vegetasi.
proses
suksesi
Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam
proses suksesi yaitu:
1. Nudasi :
terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2. Migrasi :
tersebarnya biji
3. Eksesis :
proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4. Kompetisi
: adanya pergantian spesies
5. Reaksi :
perubahan habitat karena aktivitas spesies
6. Klimaks :
komunitas stabil
Suksesi merupakan proses yang
menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya
mencapai kestabilan pada fase klimaks. Klimaks merupakan fase kematangan yang
final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu perkembangan
vegetasi dalam suatu iklim.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal
suksesi, dapat dibedakan 2 macam suksesi, yaitu :
1.
Suksesi primer
Suksesi primer terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara
total sehingga terbentuk komunitas baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara
alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa
tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu
bara, timah, minyak, dan segala sesuatu yang bisa ditambang).
Suksesi primer ini berawal dengan
tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu
melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan
oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrient pada
tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh
pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu akan tumbuh rumput, semak,
perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki kkomunitas
yang baru terbentuk. Hal ini diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara
langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan berupa tumbuhan
sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa
menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah
komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan
(bersifat homeoesitas).
Salah satu contoh Suksesi primer yaitu
peristiwa meletusnya Gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang
tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata-rata 30 m.
Adapun peristiwa suksesi primer yang terjadi setelah meletusnya Gunung Krakatau
sebagai berikut :
1. Dalam tahun 1884, setahun setelah
letusan, pulau itu hanya merupakan “gurun” tanpa kehidupan tumbuhan.
2. Sekitar tahun 1886, vegetasinya
terdiri dari lapisan bawah ganggang biru-hijau dan lapisan atas yang terutama
terdiri dari tumbuhan paku. Paku-pakuan itu terdiri dari sekitar 26 jenis
tumbuhan berpembuluh.
3. Sekitar tahun 1897, vegetasinya
terdiri dari rerumputan yang rapat, beberapa diantaranya setinggi orang.
Spesies rumput utamanya yaitu Saccharum spontaneum, Neyraudia
madagascariensis, dan Pennisetum macrostachyum. Bergabung dengan rerumputan
itu terdapat berbagai tumbuhan berkeping biji dua (dikotil), termasuk berbagai
tumbuhan sulur.
4. Dari tahun 1906 sampai 1919
rerumputan yang sama masih ada, tetapi tumbuhan yang tergabung mencakup Cyperaceae
dan beberapa perdu. Terdapat juga sejalur lahan hutan campur yang terdiri dari
pohon hutan campur Ficus dan Macaranga.
5. Sekitar tahun 1932, jalur-jalur
lahan hutan Ficus-Macaranga itu telah berkembang dan meluas.
Hutan itu menjadi sedemikian rindangnya sehingga hanya terdapat sedikit saja
tema teduhan, walaupun pohon muda jumlahnya masih melimpah. Bahkan di antara
vegetasi rumput utamanya pun bertebaran pohon Ficus dan Macaranga
yang sebelumya tidak memberikan ciri perkembangan lahan hutan campur dari
“sabana”. Di beberapa tempat, keteduhan di bawah pepohononan itu sudah cukup
menekan pertumbuhan rumput dan memungkinkan pertumbuhan spesies tumbuhan
teduhan, seperti misalnya anggrek tanah Nervilia aragoana. Di dalam
jurang terdapat pertumbuhan pohon dan semak yang lebih subur, yang menggantikan
rerumputan disana, dan humus bahkan telah mulai bertumpuk. Lahan hutan campuran
itu lebih kaya akan spesies daripada sabana rumput, tetapi masih jauh dan
kurang kaya dibandingkan dengan hutan hujan primer.
Jelaslah bahwa pembentukan kembali koloni di Krakatau itu menggambarkan dominasi yang berturut-turut, pertama-tama oleh kriptogram (di sini terutama ganggang dan paku-pakuan), disusul oleh tumbuhan jenis terna, dan akhirnya pepohonan.
Jelaslah bahwa pembentukan kembali koloni di Krakatau itu menggambarkan dominasi yang berturut-turut, pertama-tama oleh kriptogram (di sini terutama ganggang dan paku-pakuan), disusul oleh tumbuhan jenis terna, dan akhirnya pepohonan.
- Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas
mendapat gangguan, tetapi hanya mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Pada
komunitas ini, substrat lama dan sebagian kehidupan lama masih ada. Suksesi ini
dapat terjadi oleh gangguan alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan
secara alami dapat berupa banjir, gelombang Tsunami, kebakaran hutan, dan
angina kencang. Adapun gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa
penebangan hutan dan pembukaan lahan dengan membakar hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar