Senin, 24 November 2014

SUKSESI


Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.

Faktor penyebab terjadinya suksesi antara lain sebagai berikut:
1.     Iklim
        Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2.    Topografi
        Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.
b. Pengendapan (denudasi)
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3.    Biotik
        Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.
proses suksesi
Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:
1.     Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2.    Migrasi : tersebarnya biji
3.    Eksesis : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4.    Kompetisi : adanya pergantian spesies
5.    Reaksi : perubahan habitat karena aktivitas spesies
6.    Klimaks : komunitas stabil
Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks. Klimaks merupakan fase kematangan yang final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu perkembangan vegetasi dalam suatu iklim.

Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan 2 macam suksesi, yaitu :
1.  Suksesi primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk komunitas baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, minyak, dan segala sesuatu yang bisa ditambang).
Suksesi primer ini berawal dengan tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrient pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki kkomunitas yang baru terbentuk. Hal ini diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeoesitas).
Salah satu contoh Suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya Gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata-rata 30 m. Adapun peristiwa suksesi primer yang terjadi setelah meletusnya Gunung Krakatau sebagai berikut :
1. Dalam tahun 1884, setahun setelah letusan, pulau itu hanya merupakan “gurun” tanpa kehidupan tumbuhan.
2. Sekitar tahun 1886, vegetasinya terdiri dari lapisan bawah ganggang biru-hijau dan lapisan atas yang terutama terdiri dari tumbuhan paku. Paku-pakuan itu terdiri dari sekitar 26 jenis tumbuhan berpembuluh.
3. Sekitar tahun 1897, vegetasinya terdiri dari rerumputan yang rapat, beberapa diantaranya setinggi orang. Spesies rumput utamanya yaitu Saccharum spontaneum, Neyraudia madagascariensis, dan Pennisetum macrostachyum. Bergabung dengan rerumputan itu terdapat berbagai tumbuhan berkeping biji dua (dikotil), termasuk berbagai tumbuhan sulur.
4. Dari tahun 1906 sampai 1919 rerumputan yang sama masih ada, tetapi tumbuhan yang tergabung mencakup Cyperaceae dan beberapa perdu. Terdapat juga sejalur lahan hutan campur yang terdiri dari pohon hutan campur Ficus dan Macaranga.
5. Sekitar tahun 1932, jalur-jalur lahan hutan Ficus-Macaranga itu telah berkembang dan meluas. Hutan itu menjadi sedemikian rindangnya sehingga hanya terdapat sedikit saja tema teduhan, walaupun pohon muda jumlahnya masih melimpah. Bahkan di antara vegetasi rumput utamanya pun bertebaran pohon Ficus dan Macaranga yang sebelumya tidak memberikan ciri perkembangan lahan hutan campur dari “sabana”. Di beberapa tempat, keteduhan di bawah pepohononan itu sudah cukup menekan pertumbuhan rumput dan memungkinkan pertumbuhan spesies tumbuhan teduhan, seperti misalnya anggrek tanah Nervilia aragoana. Di dalam jurang terdapat pertumbuhan pohon dan semak yang lebih subur, yang menggantikan rerumputan disana, dan humus bahkan telah mulai bertumpuk. Lahan hutan campuran itu lebih kaya akan spesies daripada sabana rumput, tetapi masih jauh dan kurang kaya dibandingkan dengan hutan hujan primer.
Jelaslah bahwa pembentukan kembali koloni di Krakatau itu menggambarkan dominasi yang berturut-turut, pertama-tama oleh kriptogram (di sini terutama ganggang dan paku-pakuan), disusul oleh tumbuhan jenis terna, dan akhirnya pepohonan.

  1. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan, tetapi hanya mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Pada komunitas ini, substrat lama dan sebagian kehidupan lama masih ada. Suksesi ini dapat terjadi oleh gangguan alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa banjir, gelombang Tsunami, kebakaran hutan, dan angina kencang. Adapun gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa penebangan hutan dan pembukaan lahan dengan membakar hutan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar