KARBON
Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia
yang mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. karbon akan
diambil dari udara oleh organisme fotoautotrof (tumbuhan,
ganggang, dll yang mampu melaksanakan fotosintesis). organisme tersebut, sebut saja tumbuhan, akan
memproses karbon menjadi
bahan makanan yang disebut karbohidrat.
Karbon dapat
dijumpai dimana-mana, karbon dapat dijumpai dalam atmosfere sebagai CO2 dalam
jaringan semua makhluk
hidup dan terbesar dijumpai dalam batuan endapan serta bahan bakar fosil yang
terdapat dalam perut bumi. Dalam siklus karbon, atom karbon terus
mengalir dari produsenke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat,
sedangkan energi fotonmatahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama.
produsen memerlukanCO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis.
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air,
siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
(Amir, 2001)
Kehilangan
karbon dalam aktivitas pertanian, misalnya karena penambahan karbon ke
atmosfere lebih banyak dari pada karena disebabkan diikatnya oleh
tanaman-tanaman tidak dapat menggantikan karbon yang dilepaskan dari tanah. Dalam siklus
karbon, proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler menyediakan
suatu hubungan antara lingkunganatmosfer dan lingkungan terestrial. Tumbuhan
mendapatkan karbon, dalam bentuk CO2 dari atmosfer melalui stomata daunnya
dan menggabungkannya ke dalambahan organik biomassanya sendiri melalui proses
fotosintesis. Sejumlah bahanorganik tersebut kemudian menjadi sumber karbon
bagi konsumen. Respirasi olehsemua organisme mengembalikan CO2 ke atmosfer (Hadietomo, 2003)
Karbon tersimpan dalam bentuk molekul
karbondioksida (C2) dan oksigen dalam betuk molekul oksigen yaitu O2. Karbon
diikiat oleh tanaman dalam proses fotosintesis dan dihasilkan bahan organik.
Bila bahan ini dioksidasikan akan menghasilkan kembali karbondioksida. Dari
proses fotosintesa diatas selain dihasilkan bahan organik berupa karbohidrat
juaga dihasilkan oksigen. Bahan organik hasil fotosintesa berpindah ke
herbivore dan pemangsa dan kembali ke cadangan melalui respirasi dan kegiatan
bakteri. Sisa bahan organik yang tidak dilapuk melalui proses-proses
geologicklainnya akan membentuk gambut, batu bara dan minyak bumi. Gambut dan
batu bara mengandung karbon terikat, besarnya kandungan tergantung pada tingkat
pelapukannya. Bahan tambang ini akan meng
DAUR KARBON
Siklus karbon adalah siklus
biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan
atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang
hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir
karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir
tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula
freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil
carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan
non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan
karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia,
fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif
karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari
kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon adalah bahan penyusun dasar
semua senyawa organik. Pergerakan melalui suatu ekosistem berbarengan dengan
pergerakan energi, melebihi zatkimia lain; karbohidrat dihasilkan selama
fotosintesis, dan CO2 dibebaskanbersama energi selama respirasi.
Tumbuhan hijau dan hewan serta
organisme yang lain berperan aktif dalam kelangsungan siklus karbon. CO2
merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan
bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk
berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 dan H2O oleh
tumbuhan hijau akan diubah menjadi senyawa organik berupa glukosa (C6H12O6) dan
Oksigen ( O2) melalui reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
C6 H12
O6 = 6 O2à6 C O2 + 6 H2 O
Oksigen dihasilkan dalam fotosintesis
tersebut akan dimanfaatkan oleh hewan dan organisme lain untuk respirasi. Dari
proses respirasi tersebut akan dihasilkan CO2H2O dan energi melelui persamaan
reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
6CO2 +
6H2O +àC6H12O6 + 6O2 Energi
CO2 yang dihasilkan dalam respirasi
tersebut akan dilepas kembali ke lingkungan, kemudian akan digunakan untuk
fotosintesis tumbuhan hijau begitu seterusnya. Dari kedua kegiatan tersebut
tampak bahwa fotosintesis dan respirasi saling bekerja sama untuk kelangsungan
siklus karbon dan oksigen.
Sejumlah karbon untuk sementara berada
dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebut akan kembali ke
siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati kemudian diuraikan oleh
makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik dari pembusukan hewan dan
tumbuhan tertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun maka karbon
dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akan
tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi bahn baker
fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan baker fosil
tersebut digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai industri maka karbon yang
dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil
proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan kembali.
Daur karbon merupakan bagian dari daur
energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur
energi, melalui proses fotosintesis tersebut,karbon maupun daur energi, melalui
proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan sebagai mahluk hidup. Melalui
proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam siklus karbon, karbon
diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dengan
bantuan energi matahari dan pigmen klorofil.
Karbon di
atmosfer
Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna
hitam menyatakan berapa banyak karbon tersimpan dalam berbagai reservoir, dalam
miliar ton ("GtC" berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru
menyatakan berapa banyak karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen,
sebagaimana yang diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan
karbonat dan kerogen
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2).
Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas
yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang
mengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong
kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas
artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang
konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan
berperan dalam pemanasan global.
Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai
cara:
- Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
- Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut (lihat bagian solubility pump).
- Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).
- Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan
berbagai cara pula, yaitu:
- Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
- Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
- Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
- Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
- Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
- Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini yang saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar